Keuntungan dan kerugian Keusangan terancang

Lihat juga: Hierarki sampah

Perkiraan keusangan terancang dapat memengaruhi keputusan perusahaan dalam rekayasa produk. Maka dari itu, perusahaan dapat menggunakan komponen yang lebih murah sekadar untuk memenuhi proyeksi masa pakai produk.

Selain itu, bagi industri, keusangan terancang merangsang permintaan dengan mendorong para pembeli dengan menciptakan tekanan agar mau membeli produk lebih awal jika mereka masih menginginkan produk yang dapat berfungsi. Produk ini dapat dibeli dari kilang yang sama (sebagai komponen pengganti atau model yang lebih baru), mahupun dari pesaing yang mungkin juga bergantung pada keusangan terancang. Khususnya di negara maju (di mana banyak industri sudah menghadapi pasar jenuh), teknik ini sering kali diperlukan oleh pengeluar untuk dapat mempertahankan tingkat pendapatan mereka.

Meskipun keusangan terancang cukup menarik bagi para pengeluar, hal ini juga dapat mendatangkan kerusakan signifikan bagi masyarakat dalam bentuk eksternalitas negatif. Mengganti produk secara terus-menerus, alih-alih memperbaikinya, akan menciptakan limbah dan polusi, menggunakan sumber daya alam, serta menciptakan pengeluaran pengguna yang lebih banyak. Dengan demikian, keusangan terancang memiliki dampak negatif terhadap lingkungan secara agregat. Bahkan saat keusangan terancang dapat membantu menghemat sumber daya langka per unit yang diproduksi, strategi ini cenderung meningkatkan keluaran secara agregat, kerana menurunnya biaya dan harga berdasarkan hukum penawaran dan permintaan akhirnya akan meningkatkan permintaan dan konsumsi. Namun, dampak lingkungan yang negatif dari keusangan terancang juga tergantung pada proses produksi.[10]

Ada pula potensi pukulan balik dari pengguna yang mengetahui bahawa pengeluar melaburkan wangnya untuk membuat produk yang lebih cepat usang. Konsumen seperti ini mungkin akan beralih ke pengeluar (jika ada) yang menawarkan alternatif produk yang lebih tahan lama.